Rabu, 27 Maret 2013


Foto: Dokumen Kunto Adi Wibowo
Apa deskripsi Anda untuk gambar di atas? Mungkin dapat diringkas seperti ini; ratusan polisi di sebuah jalan ibu kota, lengkap dengan helm dan perisainya, mengintai secara awas. Kala itu, mahasiswa mengepung seluruh jalan untuk mendemo rencana kenaikan BBM. Mereka berlarian menjauhi aparat kepolisian seakan takut diterkam.
Pertanyaan selanjutnya, adakah satu kata yang Anda pikirkan untuk merepresentasikan keadaan tersebut? Taruhan, pasti terbersit di benak Anda kata “Anarkis”.
Kata “anarkis” seakan sudah menjadi bumbu rutin pemberitaan demonstrasi ricuh di penjuru negeri. Media massa kerap kali menampilkan kosakata “anarkis” tanpa mempedulikan apakah kata tersebut tepat guna atau tidak. Sebenarnya, apa makna tulen dari anarkis?

Minggu, 24 Maret 2013


Keluhan yang dilontarkan oleh Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo pada lambannya mesin Yamaha dalam melakukan akselerasi karena tidak didukung penggunaan teknologi transmisi tanpa jeda alias seamless technology. Namun diam-diam ternyata Yamaha telah melakukan pengembangan teknologi tersebut di markas besar mereka di Jepang.

Sebagian Para Nabi berkata kepada Malaikat pencabut Nyawa. “Tidakkah Kau memberikan Aba-aba atau peringatan kepada Manusia bahwa kau datang sebagai malaikat pencabut nyawa sehingga mereka akan lebih hati-hati?”


Malaikat itu menjawab. “Demi Allah, aku sudah memberikan aba-aba dan tanda-tandamu yang sangat banyak berupa penyakit, uban, kurang pendengaran, penglihatan mulai tidak jelas (terutama ketika sudah tua). Semua itu adalah peringatan bahwa sebentar lagi aku akan menjemputnya. Apabila setelah datang aba-aba tadi ia tidak segera bertobat dan tidak mempersiapkan bekal yang cukup, maka aku akan serukan kepadanya ketika aku cabut nyawanya: “Bukan kah aku telah memberimu banyak aba-aba dan peringatan bahwa aku sebentar lagi akan datang? Ketahuilah, aku adalah peringatan terakhir, setelah ini tidak akan datang peringatan lainnya “ (HR imam qurthubi)
Lupa dan ingat adalah dua hal yang paling sering dialami manusia sepanjang hidupnya. Dengan mengingat segala hal penting pastinya bisa membuat urusan kita lebih mudah, sebaliknya kalau sedikit-sedikit lupa dan lupa lagi, awas jadi orang yang cepat pikun.


Ada 6 cara yang bisa membantu kita menambah kemampuan mengingat. Semoga terapi berikut bisa membantu.

sumber gambar http://suficinta.wordpress.com/
Mengapa orang modern susah bahagia padahal materi berkelimpahan? Hal ini karena untuk proposisi “aku ingin bahagia”, kebanyakan orang modern fokus memikirkan “bahagia” dibanding “aku”. Krisis manusia modern terjadi karena mereka tidak berpikir tuntas bahkan mereka lupa memikirkan dirinya sendiri. Di sinilah letak posisi filsafat. Filsafat merupakan upaya memikirkan berbagai hal secara menyeluruh atau holistik.

Jumat, 22 Maret 2013

Presiden Teladan dan Termiskin di Dunia



Mahmoud Ahmadinejad, ketika di wawancara oleh TV Fox (AS) soal kehidupan pribadinya.

Wartawan:
“Saat anda melihat di cermin setiap pagi, apa yang anda katakan pada diri anda?” 

Jawabnya:
"Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan padanya, Ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran."


 
Mahmoud Ahmadinejad
Presiden Iran saat ini.

Seseorang guru dalam mengajar tentunya dituntut memiliki berbagai kompetensi. Salah satunya adalah kompetensi dalam berbahasa atau kompetensi komunikatif. Bagaimana ia dapat membuat para peserta didik dapat memahami apa yang disampaikan ketika mengajar.
Mahmud Fasya, dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia saat diwawancarai Salman Media, Rabu (13/03) menyampaikan, seorang guru mempunyai tugas melakukan transfer ilmu kepada anak didiknya. Ilmu akan bisa tersampaikan dengan baik kepada sasarannya dengan melakukan pengajaran yang komunikatif. Keahlian komunikatif ini merupakan kemampuan ekstrover yang harus muncul pada diri seorang guru.
Bila diumpamakan, pekerjaan guru dapat disamakan dengan tukang obat. Kalau tukang obat menjajakan obatnya sedangkan guru menjajakan ilmunya. Di sinilah kemampuan berbahasa diperlukan agar para peserta didik tertarik sehingga mereka memperoleh ilmu yang “dijajakan” oleh guru.
Mahmud melanjutkan, pendidikan di Indonesia secara umum menggunakan bahasa Indonesia sebagai pengantarnya. Bahasa pengantar tersebut maksudnya adalah bahasa yang harus dipakai dalam proses belajar-mengajar secara formal. “Secara formal, guru dan pendidik menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,” ujar lelaki yang aktif dalam Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI) ini.

                                             

Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan julukan Hamka, yakni singkatan namanya, (lahir di Maninjau, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, 17 Februari 1908 – meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981 pada umur 73 tahun) adalah sastrawan Indonesia, sekaligus ulama, ahli filsafat, dan aktivis politik. Ia dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia setelah dikeluarkannya Keppres No. 113/TK/Tahun 2011 pada tanggal 9 November 2011.[1]
DR KH Abdullah Syukri Zarkasyi MA
Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor

Pengalaman adalah guru yang baik. Ungkapan sarat makna ini membuka cakrawala kita agar menimba sebanyak-banyaknya pengalaman dalam hidup ini. Ketika kita menginginkan guru-guru yang baik dan memiliki kualitas mendidik yang mumpuni, maka kita harus menempa dan mengembangkan kemampuan mereka dengan pengalaman-pengalaman tingkat tinggi. Itulah yang selama ini kita lakukan di Gontor. Kita di sini mendidik guru-guru dengan pengalaman memimpin, mendidik, mengajar, dan pelbagai pengalaman lainnya yang luar biasa.

                          
Di bidang bisnis persewaan mobil mewah Jakarta, nama Aryanto Mangundihardjo sangat dikenal luas. Selain koleksinya lengkap, sejumlah artis top dunia pernah memanfaatkan jasa rentalnya. Menariknya, dia mengawali kisah suksesnya menjadi loper koran.

Mahatma Gandhi : "Cinta tidak pernah meminta, ia sentiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam,. Di mana ada cinta di situ ada kehidupan"


Mohandas Karamchand Gandhi difoto pada tahun 1930-an.

Surat itu pendek. Ditulis oleh Hamka dan ditujukan pada Menteri Agama RI Letjen. H. Alamsyah Ratuperwiranegara. Tertanggal 21 Mei 1981, isinya pemberitahuan bahwa sesuai dengan ucapan yang disampaikannya pada pertemuan Menteri Agama dengan pimpinan MUI pada 23 April, Hamka telah meletakkan jabatan sebagai Ketua Umum Majeiis Ulama Indonesia (MUI).
Buat banyak orang pengunduran diri Hamka sebagai Ketua Umum MUI mengagetkan. Timbul bermacam dugaan tentang alasan dan latar belakangnya. Agaknya sadar akan kemungkinan percik gelombang yang ditimbulkannya, pemerintah dalam pernyataannya mengharapkan agar mundurnya Hamka “jangan sampai dipergunakan golongan tertentu untuk merusak kesatuan dan persatuan bangsa, apalagi merusak umat lslam sendiri.”

Kamis, 21 Maret 2013

Oleh Abu Darda’

Secara sepontan Pak Sahal (KH Ahmad Sahal) menjawab: “Ben dhadi wong,” ketika ditanya seorang tamu yang tengah berkunjung ke Gontor. Tamu itu sebelumnya sempat memperhatikan ragam kegiatan santri, mulai dari mencuci pakaian, olah raga, latihan keterampilan dan kesenian, diskusi, membuat board magazine (majalah dinding), hingga membaca buku di perpusatakaan, dan seterusnya. Ia pun melontarkan pertanyaan filosofis kepada Bapak Pendiri Gontor: “Akan dibawa ke mana anak-anak ini?”
Jawaban Pak Sahal memang singkat, padat dan mudah dipahami si tamu yang memang berada dalam suasana dan setting budaya pesantren saat itu. Bagi kita sekarang, bagaimana cara membaca yang tepat untuk dapat memahami tujuan pendidikan pesantren ini?
Mau tidak mau kita harus menempuh cara pembacaan interaksi simbolik, yakni memahami budaya lewat perilaku yang terpantul dalam komunikasi. Maka, kita  selami simbol-simbol berupa aqwal, af’al maupun ahwal yang hidup dan terjaga hingga saat ini dalam kerangka ‘sunnah’ dan disiplin Gontor. Dengan demikian kita melakukan pendekatan grounded. Jika tidak, atau jika kita memaksakan pembacaan dengan filsafat pendidikan kontemporer,  alih-alih berusaha memahami tujuan pendidikan pesantren ini, kita terjebak pada dualisme yang membingungkan, seperti: berorientasi ke masa lampau atau masa depan; perenialisme atau esensialisme; dst.

Business

Business

BTemplates.com

Sports
Diberdayakan oleh Blogger.

Comments

Recent

Bottom Ad [Post Page]

Search

Find Us On Facebook

Advertisement

Ads

Featured Video

Video Example

Subscribe Us

Video Of Day

Video Example

Text Widget

Sample Text

About Me

Foto saya
Alumni UMSIDA, sekarang berkhidmat sebagai Guru Madrasah Pinggiran

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Footer Logo

Footer Logo

YOUR PERFECT STYLE

Nam eget nisi mauris. Donec purus lacus, congue eget tortor sed, dapibus pretium ante

Breaking News

Sponsor

Ads

Full width home advertisement

BTemplates.com

Ads

Flickr Images