Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan

Rabu, 19 Juni 2013


 
 

Oleh: Herman Anas

SAAT
ini kebanyakan umat Islam sudah berbedah jauh dari cita-cita umat terdahulu. Kebahagiaan saat ini bukan lagi saat membela agama Islam atau bertujuan keridhaan Allah. Tetapi bahagianya saat mendapatkan banyaknya harta dan tahta yang diinginkan. Harta sudah menjadi standar kebahagiaan Muslim, meskipun mereka tidak menyampaikan atau menuliskan cita-citanya diatas kertas. Cukup jelas buktinya dengan melihat kecenderungannya yang sangat tinggi pada dunia. Dengan berbagai alasan yang seakan-akan kebaikan, dia kejar dunia.

“Kalau saya kaya, saya bisa beribadah dengan tenang dan bisa menunaikan ibadah haji sebagai rukun Islam. Saya bisa membahagiakan orangtua dan bisa banyak bersedekah.” 

Jumat, 14 Juni 2013

Selidik punya selidik, Rasul ternyata mempunyai setidaknya Tujuh Kebiasaan yang selalu beliau tuinaikan dalam kesehariannya.

1. SELALU BANGUN SEBELUM SUBUH

Rasul selalu mengajak ummatnya untuk bangun sebelum subuh, melaksanakan Sholat Sunah dan Sholat Fardhu, Sholat Subuh berjamaah. Hal ini memberi hikmah yang mendalam antara lain :
- Berlimpah pahala dari Allah.
- Kesegaran udara subuh yang bagus untuk kesehatan/ terapi penyakit TB.
- Memperkuat pikiran dan menyehatkan perasaan.

Jumat, 22 Maret 2013

DR KH Abdullah Syukri Zarkasyi MA
Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor

Pengalaman adalah guru yang baik. Ungkapan sarat makna ini membuka cakrawala kita agar menimba sebanyak-banyaknya pengalaman dalam hidup ini. Ketika kita menginginkan guru-guru yang baik dan memiliki kualitas mendidik yang mumpuni, maka kita harus menempa dan mengembangkan kemampuan mereka dengan pengalaman-pengalaman tingkat tinggi. Itulah yang selama ini kita lakukan di Gontor. Kita di sini mendidik guru-guru dengan pengalaman memimpin, mendidik, mengajar, dan pelbagai pengalaman lainnya yang luar biasa.

Kamis, 21 Maret 2013

Oleh Abu Darda’

Secara sepontan Pak Sahal (KH Ahmad Sahal) menjawab: “Ben dhadi wong,” ketika ditanya seorang tamu yang tengah berkunjung ke Gontor. Tamu itu sebelumnya sempat memperhatikan ragam kegiatan santri, mulai dari mencuci pakaian, olah raga, latihan keterampilan dan kesenian, diskusi, membuat board magazine (majalah dinding), hingga membaca buku di perpusatakaan, dan seterusnya. Ia pun melontarkan pertanyaan filosofis kepada Bapak Pendiri Gontor: “Akan dibawa ke mana anak-anak ini?”
Jawaban Pak Sahal memang singkat, padat dan mudah dipahami si tamu yang memang berada dalam suasana dan setting budaya pesantren saat itu. Bagi kita sekarang, bagaimana cara membaca yang tepat untuk dapat memahami tujuan pendidikan pesantren ini?
Mau tidak mau kita harus menempuh cara pembacaan interaksi simbolik, yakni memahami budaya lewat perilaku yang terpantul dalam komunikasi. Maka, kita  selami simbol-simbol berupa aqwal, af’al maupun ahwal yang hidup dan terjaga hingga saat ini dalam kerangka ‘sunnah’ dan disiplin Gontor. Dengan demikian kita melakukan pendekatan grounded. Jika tidak, atau jika kita memaksakan pembacaan dengan filsafat pendidikan kontemporer,  alih-alih berusaha memahami tujuan pendidikan pesantren ini, kita terjebak pada dualisme yang membingungkan, seperti: berorientasi ke masa lampau atau masa depan; perenialisme atau esensialisme; dst.

Rabu, 20 Maret 2013

Oleh Akbar Zainudin
Motivator, penulis buku best seller Man Jadda Wajada

Apa yang Anda rasakan saat menghadapi kemacetan setiap hari? Mungkin kita merasa jengkel, kesal, marah, lalu sumpah serapah dan protes keras kita layangkan. Ditambah update status di media sosial seperti Facebook dan Twitter menghiasi halaman akun kita, tidak sadar menunjukkan wajah asli kita yang pengeluh dan pemarah.
Akhirnya, saat tiba di tempat kerja, energi sudah habis oleh keluhan kita. Ya, mengeluh memang menghabiskan energi. Beban hidup kita sudah berat, ditambah mengeluh, beban itu akan bertambah dua kali beratnya.

Kamis, 14 Maret 2013

Di antara mereka sempat mengenyam kuliah, tapi tidak lulus.


David Karp, pendiri Tumblr, tidak pernah lulus SMA namun menjadi miliuner muda.
David Karp, pendiri Tumblr, tidak pernah lulus SMA namun menjadi miliuner muda. (Wikimedia)

Pendidikan adalah salah satu faktor penting menuju kesuksesan, banyak orang yang berhasil dengan tingkat pendidikan yang tinggi. Pendidikan merupakan salah satu investasi besar waktu dan uang.

Lulusan perguruan tinggi secara signifikan lebih kecil kemungkinan berstatus pengangguran. Kebanyakan orang yang putus sekolah berakhir lebih buruk.
Namun, ada juga orang-orang yang sukses setelah drop out dari sekolah. Bill Gates dan Mark Zuckerberg contohnya, keluar dari Harvard, namun sukses membangun Microsoft dan Facebook.

Berikut daftar orang-orang yang sukses berwirausaha, meskipun telah gagal dalam menempuh pendidikan, tentunya selain Marck Zuckerberg dan Bill Gates, seperti dilansir BusinessInsider:

Selasa, 05 Maret 2013

Coba bayangkan....

Anda sedang berdiri di dalam sebuah jam pasir besar dengan butiran pasirnya yang terbuat dari emas. Pasir di bagian atas jam tersebut mulai menyusut sedikit demi sedikit, sampai akhirnya tak ada pasir yang tersisa.

Sementara, di bagian bawah Anda sudah terkubur dengan pasir tersebut. Anda sudah terkubur oleh berbagai tugas dan pekerjaan.

Ini bisa menjadi ilustrasi bahwa
kurangnya waktu adalah musuh kita dalam menjalankan rutinitas sehari-hari.

Dua puluh empat jam bukanlah waktu yang cukup bagi banyak orang untuk melakukan semua yang telah terjadwal. Karena itu, sangat disarankan untuk melakukan tugas sesuai dengan prioritas.

“Hiduplah seakan Anda akan mati besok. Belajarlah seakan Anda akan hidup selamanya.”
Mahatma Gandhi
Kita semua adalah pemimpin, paling tidak pemimpin bagi diri sendiri.

Para pemimpin yang memiliki jiwa kewirausahaan (entrepreneurial) tidak memiliki pola pikir / mindset untuk beradaptasi dengan kegagalan. Artinya, memang semua hal bisa melenceng dari apa yang telah kita rencanakan, tapi mereka pada umumnya tidak suka menyebut kegagalan sebagai
“kegagalan“. Sebagai gantinya, mereka menggunakan istilah lain seperti “kesalahan”, “kemunduran”, dan lain lain.

Kamis, 21 Februari 2013



1. Ketulusan menempati peringkat pertama sebagai sifat yang paling disukai oleh semua orang. Ketulusan membuat orang lain merasa aman dan dihargai karena yakin tidak akan dibodohi atau dibohongi. Orang yang tulus selalu mengatakan kebenaran, tidak suka mengada-ada, pura-pura, mencari-cari alasan atau memutarbalikkan fakta. Prinsipnya "Ya diatas Ya dan Tidak diatas Tidak". Tentu akan lebih ideal bila ketulusan yang selembut merpati itu diimbangi dengan kecerdikan seekor ular. Dengan begitu, ketulusan tidak menjadi keluguan yang bisa merugikan diri sendiri.

2. Berbeda dengan rendah diri yang merupakan kelemahan, kerendahan hati justru mengungkapkan kekuatan. Hanya orang yang kuat jiwanya yang bisa bersikap rendah hati. Ia seperti padi yang semakin berisi semakin menunduk. Orang yang rendah hati bisa mengakui dan menghargai keunggulan orang lain. Ia bisa membuat orang yang diatasnya merasa oke dan membuat orang yang di bawahnya tidak merasa minder.

Business

Business

BTemplates.com

Sports
Diberdayakan oleh Blogger.

Comments

Recent

Bottom Ad [Post Page]

Search

Find Us On Facebook

Advertisement

Ads

Featured Video

Video Example

Subscribe Us

Video Of Day

Video Example

Text Widget

Sample Text

About Me

Foto saya
Alumni UMSIDA, sekarang berkhidmat sebagai Guru Madrasah Pinggiran

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Footer Logo

Footer Logo

YOUR PERFECT STYLE

Nam eget nisi mauris. Donec purus lacus, congue eget tortor sed, dapibus pretium ante

Breaking News

Sponsor

Ads

Full width home advertisement

BTemplates.com

Ads

Flickr Images