Tampilkan postingan dengan label Filsafat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Filsafat. Tampilkan semua postingan

Senin, 07 Maret 2016

Di suatu pagi seorang gila berlari ke pasar lalu berteriak: “Aku mencari Tuhan! Aku mencari Tuhan!”. Orang lalu berkerumun menontonnya. “Memangnya, Tuhan pergi ke mana, Dia lari atau pindah rumah?”, Tanya seorang penonton di pasar itu sinis. Orang gila itu menatap tajam semua orang yang monontonnya di pasar itu lalu bertanya “Coba [terka] kemana Tuhan pergi? Tak ada jawaban. Orang gila itu menjawab sendiri “Aku mau mengatakan kepada kalian. Kita telah membunuhnya. Ya kita semua telah membunuhnya!”
Kisah diatas hanyalah metaforika Nietszche (1844-1900), filosof proklamator kematian Tuhan di Barat. Metafora ini tentu menjengkelkan. Jangankan membunuh Tuhan, membunuh makhluk saja dianggap jahat. Tapi Nietszche juga jengkel pada sesuatu yang disebut Tuhan. Tuhan baginya hanya ada dalam pikiran. Tuhan tidak wujud diluar sana. Ia memang ateis tulen. Lho, kalau begitu Tuhan yang mana yang ia bunuh? Sebentar!
Ateisme ala Nietszche bukan tanpa preseden. Orang Barat nampaknya sudah lama gerah dengan agama. “Siapapun yang beragama pasti tidak bebas”, kata Nietszche.
Agama dianggap mengebiri kebebasan. Dulu menjadi sekuler pun susah, apalagi ateis. Sedikit-sedikit dituduh ateis. Ateis bahkan hampir seperti plesetan dan penghinaan. “Kamu ateis!” sama maksudnya dengan “Kamu anarkis! Kamu komunis!” Ateis malah bisa berarti sifat orang tidak saleh.

Selasa, 12 Januari 2016

       I.            PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
       Ilmu mantiq berasal dari kata kerja”nataqa” yang berarti berbicara, istilah lain yang digunakan adalah logika, berasal dari bahasa yunani “ logos” yang berarti perkataan atau pikiran yang benar. Dalam perkataan sehari-hari memiliki arti “menurut akal”. Seperti argumentasi logis, artinya argumentasi menurut akal atau masuk akal, demikian pula sebaliknya.
Tetapi logika sebagai istilah berarti suatu metode atau teknik yang diciptakan untuk meneliti ketepatan penalaran, sehingga untuk memahami apa logika itu, maka harus memiliki pengertian yang jelas tentang penalaran dan penalaran adalah suatu bentuk pemikiran. Sedang bentuk-bentuk pemikiran adalah dimulai dari yang paling sederhana, yakni; pengertian (conception), pernyataan (proposition) dan penalaran (reasoning).

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian penyimpulan?
2.      Apa definisi penyimpulan langsung dan macam-macamnya?

Sabtu, 20 Juni 2015



Oleh: Dr. Adian Husaini

DALAM beberapa hari belakangan, ada sejumlah SMS yang masuk ke HP saya. Isinya, meminta saya mengkaji sebuah buku berjudul Satu Tuhan Banyak Agama, Pandangan Sufistik Ibn ‘Arabi, Rumi dan al-Jili, (Mizan, 2011). Rabu (19/10/2011), saya baru sempat mencari buku ini di sebuah toko buku.
Setelah membaca dengan seksama, saya segera berusaha memberikan sejumlah ulasan berikut ini.
Dari segi penampilan luar, buku karya Dr. Media Zainul Bahri (dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Jakarta) tampak berwibawa, dengan tebal 500 halaman lebih. Ada pengantar dari Rektor UIN Jakarta, Prof. Komaruddin Hidayat dan juga pujian dari Prof. Kautsar Azhari Noer, guru besar Perbandingan Agama, UIN Jakarta. Dengan tampilan semacam itu, wajar jika orang menyangka bahwa buku ini berbobot ilmiah yang tinggi. Apalagi, ini juga disertasi doktor di UIN Jakarta.
Tentu, usaha penulis buku ini dalam mengkaji pemikiran-pemikiran tiga tokoh sufi tersebut perlu diberikan apresiasi. Harapannya, ke depan, makin terbuka kajian-kajian semacam ini yang lebih serius dan lebih Islami. Akan tetapi, sebagai karya terbuka, tentu buku ini wajib dikaji secara kritis. Berikut ini catatan kritis untuk buku ini:

Selasa, 01 Juli 2014

Oleh : Syafieh, M. Fil. I

A.      Pendahuluan

Di Andalusia, tepatnya di kota Cordova lahir seorang filosof Muslim terkenal bernama Ibnu Rusyd. Ketika itu Andalusia (Spanyol) merupakan salah satu pusat peradaban Islam yang maju dan cemerlang serta banyak menghasilkan ilmuan-ilmuan muslim besar seperti Ibnu Bajjah dan Ibnu Thufail. Di sisi lain, Eropa (baca: masyarakat kristen Eropa) masih berada dalam zaman kegelapan, kebodohan dan terkungkung dalam hegemoni kekuasaan gereja (The dark middle ages), sehingga dapat dilihat dalam konteks sejarah bahwa dengan munculnya peradaban Islam di Andalusia, telah menjadi jembatan bagi Eropa untuk mengetahui dan mempelajari Ilmu pengetahuan khususnya filsafat. Dengan demikian dunia Islam telah memberikan kontribusi yang besar bagi kemajuan Eropa.

Sebagai seorang filosof, Ibnu Rusyd banyak memberikan kontribusinya dalam khasanah dunia filsafat, baik filsafat yang berasal dari Yunani maupun yang berasal dari filosof-filosof muslim sebelumnya. Ibnu Rusyd dalam filsafatnya sangat mengagumi filsafat Aristoteles dan banyak memberikan ulasan-ulasan atau komentar terhadap filsafat Aristoteles sehingga ia terkenal sebagai komentator Aristoteles.

Rabu, 27 Maret 2013


Foto: Dokumen Kunto Adi Wibowo
Apa deskripsi Anda untuk gambar di atas? Mungkin dapat diringkas seperti ini; ratusan polisi di sebuah jalan ibu kota, lengkap dengan helm dan perisainya, mengintai secara awas. Kala itu, mahasiswa mengepung seluruh jalan untuk mendemo rencana kenaikan BBM. Mereka berlarian menjauhi aparat kepolisian seakan takut diterkam.
Pertanyaan selanjutnya, adakah satu kata yang Anda pikirkan untuk merepresentasikan keadaan tersebut? Taruhan, pasti terbersit di benak Anda kata “Anarkis”.
Kata “anarkis” seakan sudah menjadi bumbu rutin pemberitaan demonstrasi ricuh di penjuru negeri. Media massa kerap kali menampilkan kosakata “anarkis” tanpa mempedulikan apakah kata tersebut tepat guna atau tidak. Sebenarnya, apa makna tulen dari anarkis?

Minggu, 24 Maret 2013

sumber gambar http://suficinta.wordpress.com/
Mengapa orang modern susah bahagia padahal materi berkelimpahan? Hal ini karena untuk proposisi “aku ingin bahagia”, kebanyakan orang modern fokus memikirkan “bahagia” dibanding “aku”. Krisis manusia modern terjadi karena mereka tidak berpikir tuntas bahkan mereka lupa memikirkan dirinya sendiri. Di sinilah letak posisi filsafat. Filsafat merupakan upaya memikirkan berbagai hal secara menyeluruh atau holistik.

Selasa, 12 Maret 2013

Dalam buku Filsafat Ilmu karya Jujun S. Suriasumantri, ada anekdot bagus tentang bagaimana situasi dunia keilmuan pada umumnya. Ini adalah percakapan dengan ahli burung betet:
“Bagaimana membedakan burung betet betina dan burung betet jantan?” Kata si ahli burung betet, “Gampang, burung betet betina makan cacing jantan, burung betet jantan makan cacing betina.” Lalu pertanyaan lanjutan, “Lantas bagaimana membedakan cacing jantan dan cacing betina?” Dijawab kemudian, “Oh, jangan tanya saya, tanya ahli cacing.”

Business

Business

BTemplates.com

Sports
Diberdayakan oleh Blogger.

Comments

Recent

Bottom Ad [Post Page]

Search

Find Us On Facebook

Advertisement

Ads

Featured Video

Video Example

Subscribe Us

Video Of Day

Video Example

Text Widget

Sample Text

About Me

Foto saya
Alumni UMSIDA, sekarang berkhidmat sebagai Guru Madrasah Pinggiran

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Footer Logo

Footer Logo

YOUR PERFECT STYLE

Nam eget nisi mauris. Donec purus lacus, congue eget tortor sed, dapibus pretium ante

Breaking News

Sponsor

Ads

Full width home advertisement

BTemplates.com

Ads

Flickr Images