TINGKATAN KECERDASAN DILIHAT DARI NILAI skor IQ



IQ yang atau kependekan dari Intellegent Quotient  telah diklasifikasi berdasarkan metode apa yang dipergunakan untuk mengambil test. Berikut tiga metode test yang bisa diterapkan untuk mengetahui IQ anak/seseorang:

1.Stanford-Binet mengklasifikasikan nilai IQ normal yang berkisar diantara 85 “ 115.
2. Lewis Terman mengklasifikasikan nilai IQ normal pada kisaran 90 “ 109.
3. Wechsler mengklasifikasikan IQ normal pada angka 100 dengan nilai toleransi 15 (berarti 85 “ 115).
Namun, pada umumnya test IQ yang Banyak dilakukan adalah hasil dari kompromi ketiga metode test diatas, dan hasil pengambilan nilainya seperti berikut ini:

A. Idiot IQ (0-29)
Idiot merupakan kelompok individu yang mengalami keterbelakangan atau paling rendah. Mengalami kesulitan berbicara, tidak dapat mengurus dirinya sendiri seperti mandi, berpakaian, makan dan sebagainya. Idiot tidak akan lepas dari bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Rata-rata perkembangan intelegensinya sama dengan anak normal 2 tahun. Sering kali umurnya tidak panjang, sebab selain intelegensinya rendah, juga badannya kurang tahan terhadap penyakit.
B. Imbecile IQ (30-40)
Kelompok Anak imbecile setingkat lebih tinggi dari pada anak idiot. Ia dapat belajar berbahasa, dapat mengurus dirinya sendiri dengan pengawasan yang teliti.Pada imbecile dapat diberikan latihan-latihan ringan, namun dalam kehidupannya masih bergantung pada orang lain. Kecerdasannya sama dengan anak normal berumur 3 sampai 7 tahun.Anak-anak imbecile tidak dapat dididik di sekolah biasa.
C.Moron atau Debil IQ / Mentally retarted (50-69)
Padai tingkat tertentu golongan ini masih dapat belajar membaca, menulis, dan membuat perhitungan sederhana.Dapat diberikan pekerjaan rutin tertentu yang tidak memerlukan perencanaan dan dan pemecahan. Banyak anak-anak debil ini mendapat pendidikan di sekolah-sekolah luar biasa.
D.Kelompok bodoh IQ dull/ bordeline (70-79)
Kelompok ini berada diatas kelompok terbelakang dan dibawah kelompok normal (sebagai batas).Walaupun masih bersusah payah oleh beberapa hambatan, individu tersebut dapat melaksanakan sekolah lanjutan pertama.Akan tetapi sukar sekali untuk dapat menyelesaikan kelas-kelas terakhir di SLTP.
E. Normal rendah (below avarage), IQ 80-89
Kelomok ini termasuk kelompok normal, rata-rata atau sedang tapi pada tingkat terbawah, mereka agak lambat dalam belajarnya, mereka dapat menyelesaikan sekolah menengah tingkat pertama tapi agak kesulitan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas pada jenjang SLTA.
F. Normal sedang, IQ 90-109
Kelompok ini merupkan kelompok normal kebanyakan, mereka merupakan kelompok IQ paling besar presentasenya dalam populasi penduduk.
G. Normal tinggi (above average) IQ 110-119
Kelompok ini merupakan kelompok individu yang normal, dan berada pada tingkat yang tinggi.
H. Cerdas (superior) ,IQ 120-129
Kelompok ini sangat berhasil dalam pekerjaan sekolah/akademik. Mereka reringkali tedapat pada kelas biasa. Pemimpin dikelas biasanya berasal dari kelompok ini.
I. Sangat cerdas (very superior/ gifted) IQ 130-139
Anak-anak very superior lebih cakap dalam membaca, mempunyai pengetahuan yang sangat baik tentang bilangan, perbendaharaan kata yang luas, dan cepat memahami pengertian yang abstrak. Pada umumnya, faktor kesehatan, ketangkasan, dan kekuatan lebih menonjol dibandingkan anak normal.
J. Genius IQ 140 >
Kelompok ini kemampuannya sangat luar biasa. Mereka pada umumnya mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan menemukan sesuatu yang baru meskipun dia tidak besekolah. Kelompok ini berada pada seluruh ras dan bangsa, dalam semua tingkat ekonomi baik laki-laki maupun perempuan. Contoh orang-orang genius adalah seperti Edison dan Einstein.
Uraian diatas menjelaskan tentang tingkat intelegensi dalam ukuran secara kognitif , pandangan lama menunjukkan bahwa kualitas intelegensi atau kecerdasan yang tinggi dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan individu dalam belajar dan meraih kesuksesan.
Mana yang lebih berpengaruh terhadap keberhasilan, IQ atau EQ
Namun dewasa ini ada banyak pandangan lain yang menyatakan, bahwa faktor yang paling dominan yang mempengaruhi keberhasilan individu dalam hidupnya bukan semata-mata ditentukan oleh tingginya kecerdasan intelektual, tapi oleh faktor kemantapan emosional yang ahlinya yaitu Daniel Goleman disebut EQ atau Emotional Intelegence (kecerdasan emosinal).
Bedasarkan pengamatannya, banyak orang yang gagal dalam hidupnya bukan karena kecerdasan intelektualnya rendah, namun mereka kurang memiliki kecerdasan emosional mekipun intelegensinya berada pada yingkatan rata-rata. Tidak edikit orang yang sukses dalamnya hidupnya karena memilki kecerdasan emosional .
Kecerdasan emosional ini semakin perlu di pahami, dimilki dan diperhatikan dalam pengembangannya karena mengingat kehidupan dewasa ini semakin kompleks.
Kehidupan yang sangat kompleks ini memberikan dampak yang sangat buruk terhadap konstelasi kehidupan emosional individu. Dalam hal ini Daniel Goleman mengemukakan hasil survei terhadap para orang tua dan guru yang hasilnya bahwa ada kecenderungan yang sama di seluruh dunia, yaitu generasi sekarang banyak mengalami kesulitan emosional daripada generasi sebelumnya, mereka lebih kesepian dan pemurung, lebih bringasan dan kurang menghargai sopan santun, lebih gugup dan mudah cemas, lebih impulsif dan agresif.
Prosentasi tingkatat IQ terhadap Populasi diseluruh dunia
130+ – Sangat superior – 2.2%
120-129 – Superior – 6.7%
110-119 – Rata-rata plus – 16.1%
90-109 – Rata-rata – 50%
80-89 – Rata-rata minus – 16.1%
70-79 – Garis batas – 6.7%
Below 70 – Sangat rendah – 2.2%


Sekian info yang saya rangkum dari berbagai sumber, semoga bermanfaat.

Posting Komentar

0 Komentar