Kurikulum Merdeka menjadi salah satu solusi pemulihan pembelajaran bagi pendidikan di Indonesia. Solusi ini diambil akibat kondisi pendidikan di Tanah Air yang mengalami ketertinggalan pembelajaran (learning loss) akibat pandemi Covid-19.
Sebelumnya kita membahas tentang prinsip pembelajaran pada kurikulum pemulihan pembelajaran. Pada dasarnya, pembelajaran dan asesmen adalah satu kesatuan yang sebaiknya tidak dipisahkan. Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil pembelajaran peserta didik.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kita akan mengupas sisi asesmen atau penilaian dari prinsip dasarnya terlebih dahulu.
- Asesmen
Merupakan Bagian Terpadu
Seperti
yang tadi sudah dijelaskan, pembelajaran dan asesmen merupakan satu kesatuan
yang tak dapat dipisahkan. Maka dari itu, asesmen adalah bagian terpadu dari
proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang
holistik sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali
agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
Salah
satu yang bisa dilakukan oleh pendidik adalah dengan melakukan asesmen di awal
sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan rancangan pembelajaran. Peserta
didik pun dapat dilibatkan dalam proses asesmen seperti melalui penilaian diri,
penilaian antarteman, refleksi diri, dan pemberian umpan balik antarteman.
- Dirancang dan
dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen
Asesmen
perlu dirancang dan juga dilaksanakan sesuai dengan fungsi asesmen itu sendiri.
Namun, terdapat keleluasaan pada segi teknik dan juga waktu pelaksanaannya agar
bisa efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Pendidik
dalam hal ini perlu memberikan kejelasan pada peserta didik mengenai
tujuan asesmen di awal pembelajaran. Teknik dari asesmen yang beragam sendiri
bisa digunakan sesuai dengan fungsi dan tujuannya. Misal hasil dari asesmen
formatif digunakan untuk umpan balik pembelajaran, sementara hasil dari asesmen
sumatif digunakan untuk pelaporan hasil belajar.
- Dirancang secara
adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable)
Pada
dasarnya, asesmen harus dirancang dengan adil, proporsional, valid, dan dapat
dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan
tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang
sesuai selanjutnya.
Untuk
itu, pendidik perlu menyiapkan waktu dan durasi yang cukup agar asesmen tidak
hanya menjadi sistem penilaian semata, namun juga sebagai bagian dari proses
pembelajaran. Hasil dari asesmen bisa digunakan oleh pendidik sebagai bahan
penyusunan rencana tindak lanjut.
- Laporan bersifat
sederhana dan informatif
Laporan
dari asesmen yang telah dilakukan sebaiknya disajikan secara sederhana dan
seinformatif mungkin agar peserta didik maupun orang tua murid bisa
memahaminya. Informasi yang ada bisa berupa penilaian karakter dan kompetensi
yang dicapai, serta strategi tindak lanjut ke depannya.
Selain
penyajian laporan dalam bentuk yang mudah dimengerti, pendidik juga perlu
memberikan umpan balik secara berkala kepada peserta didik dan mendiskusikan
tindak lanjutnya bersama-sama beserta orang tua.
- Hasil asesmen
digunakan sebagai bahan refleksi
Seperti
yang tadi telah disinggung, asesmen tidak hanya dilakukan sebatas untuk
penilaian peserta didik saja. Namun, asesmen juga sangat bermanfaat sebagai
bahan refleksi dari capaian pembelajaran peserta didik dalam menentukan rencana
tindak lanjut.
Pendidik
menggunakan hasil asesmen sebagai bahan diskusi untuk menentukan hal-hal yang
sudah berjalan baik dan area yang perlu diperbaiki. Satuan pendidikan memiliki
strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai refleksi oleh peserta didik,
pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua untuk meningkatkan mutu
pembelajaran.