Tampilkan postingan dengan label Education. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Education. Tampilkan semua postingan

Kamis, 16 November 2023

Kurikulum Merdeka menjadi salah satu solusi pemulihan pembelajaran bagi pendidikan di Indonesia. Solusi ini diambil akibat kondisi pendidikan di Tanah Air yang mengalami ketertinggalan pembelajaran (learning loss) akibat pandemi Covid-19.

Sebelumnya kita membahas tentang prinsip pembelajaran pada kurikulum pemulihan pembelajaran. Pada dasarnya, pembelajaran dan asesmen adalah satu kesatuan yang sebaiknya tidak dipisahkan. Asesmen atau penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil pembelajaran peserta didik.

Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kita akan mengupas sisi asesmen atau penilaian dari prinsip dasarnya terlebih dahulu.

 

  • Asesmen Merupakan Bagian Terpadu

Seperti yang tadi sudah dijelaskan, pembelajaran dan asesmen merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Maka dari itu, asesmen adalah bagian terpadu dari proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.

Salah satu yang bisa dilakukan oleh pendidik adalah dengan melakukan asesmen di awal sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan rancangan pembelajaran. Peserta didik pun dapat dilibatkan dalam proses asesmen seperti melalui penilaian diri, penilaian antarteman, refleksi diri, dan pemberian umpan balik antarteman.

 

  • Dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen

Asesmen perlu dirancang dan juga dilaksanakan sesuai dengan fungsi asesmen itu sendiri. Namun, terdapat keleluasaan pada segi teknik dan juga waktu pelaksanaannya agar bisa efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Pendidik dalam hal ini  perlu memberikan kejelasan pada peserta didik mengenai tujuan asesmen di awal pembelajaran. Teknik dari asesmen yang beragam sendiri bisa digunakan sesuai dengan fungsi dan tujuannya. Misal hasil dari asesmen formatif digunakan untuk umpan balik pembelajaran, sementara hasil dari asesmen sumatif digunakan untuk pelaporan hasil belajar.

 

 

  • Dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable)

Pada dasarnya, asesmen harus dirancang dengan adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang sesuai selanjutnya.

Untuk itu, pendidik perlu menyiapkan waktu dan durasi yang cukup agar asesmen tidak hanya menjadi sistem penilaian semata, namun juga sebagai bagian dari proses pembelajaran. Hasil dari asesmen bisa digunakan oleh pendidik sebagai bahan penyusunan rencana tindak lanjut.

 

  • Laporan bersifat sederhana dan informatif

Laporan dari asesmen yang telah dilakukan sebaiknya disajikan secara sederhana dan seinformatif mungkin agar peserta didik maupun orang tua murid bisa memahaminya. Informasi yang ada bisa berupa penilaian karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut ke depannya.

Selain penyajian laporan dalam bentuk yang mudah dimengerti, pendidik juga perlu memberikan umpan balik secara berkala kepada peserta didik dan mendiskusikan tindak lanjutnya bersama-sama beserta orang tua.

 

  • Hasil asesmen digunakan sebagai bahan refleksi

Seperti yang tadi telah disinggung, asesmen tidak hanya dilakukan sebatas untuk penilaian peserta didik saja. Namun, asesmen juga sangat bermanfaat sebagai bahan refleksi dari capaian pembelajaran peserta didik dalam menentukan rencana tindak lanjut.

Pendidik menggunakan hasil asesmen sebagai bahan diskusi untuk menentukan hal-hal yang sudah berjalan baik dan area yang perlu diperbaiki. Satuan pendidikan memiliki strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai refleksi oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

Jadi, itulah tadi 5 prinsip asesmen dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Satuan pendidikan bisa mengaplikasikan kelima prinsip tersebut pada kurikulum yang digunakan sebagai referensi.

Selasa, 08 Maret 2022


Teori belajar merupakan upaya untuk mendeskripsikan bagaimana manusia belajar, sehingga membantu kita semua dalam memahami proses dan kompleksitas dari proses pembelajaran. Ada tiga perspektif utama dalam teori belajar, yaitu Behaviorisme, Kognitivisme, dan Konstruktivisme. Dari ketiga perspektif tersebut pada dasarnya teori pertama dilengkapi oleh teori kedua dan seterusnya, sehingga ada varian, gagasan utama, ataupun tokoh yang berbeda dari masing-masing teori, atau bahkan menjadi teori tersendiri.

Namun pada dasarnya hal ini tidak perlu kita perdebatkan. Yang lebih penting untuk kita pahami adalah teori mana yang baik untuk diterapkan pada kawasan tertentu, dan teori mana yang sesuai untuk kawasan lainnya. Pemahaman semacam ini penting untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

 

1.    Teori Belajar Behaviorisme 

Teori behaviorisme merupakan salah satu aliran psikologi. Teori belajar behaviorisme dikenal dengan sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

Menurut teori behaviorisme, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.

Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya. Misalnya; siswa belum dapat dikatakan berhasil dalam belajar Ilmu Pengetahuan Sosial jika dia belum bisa/tidak mau melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan sosial seperti; kerja bakti, ronda dll.

Menurut teori ini yang terpenting adalah :

1.        Masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa respons.

Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa misalnya alat perkalian, alat peraga, pedoman kerja atau cara-cara tertentu untuk membantu belajar siswa, sedangkan respon adalah reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru tersebut.

Teori ini juga mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.

2.        Penguatan (reinforcement)

Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Misalnya, ketika peserta didik diberi tugas oleh guru, ketika tugasnya ditambahkan maka ia akan semakin giat belajarnya, maka penambahan tugas tersebut merupakan penguatan positif dalam belajar, begitu juga sebaliknya.

Prinsip-prinsip behaviorisme adalah :

1.        Objek psikologi adalah tingkah laku

2.        Semua bentuk tingkah laku dikemalikan kepada reflek

3.        Mementingkan terbentuknya kebiasaan.

Tokoh-Tokoh dan Pemikirannya terhadap Teori Belajar Behaviorisme.

a.       Thorndike : koneksionisme.

Thorndike adalah seorang pendidik dan sekaligus psikolog berkebangsaan Amerika. Menurutnya, belajar merupakan proses interaksi antara Stimulus (S) yang mungkin berupa pikiran, perasaan atau gerakan dan Respon (R) yang juga berupa pikiran, perasaan atau gerakan.

Edward L. Thorndike dalam teori connectionism dari Amerika Serikat, menyatakan bahwa dasar dari belajar adalah asosiasi antara kesan panca indera dan inplus untuk bertindak atau terjadinya hubungan antara stimulus dan respon disebut Bond, sehingga dikenal dengan teori S – R Bond. Didalam belajar terdapat dua hukum, yaitu hukum primer dan hukum sekunder.

Hukum primer terdiri dari :

1.   Law of Readiness, yaitu kesiapan untuk bertindak itu timbul karena penyesuaian diri dengan sekitarnya yang akan memberikan kepuasan

2.   Law of Exercise and Repetation, sesuatu itu akan sangat kuat bila sering dilakukan diklat dan pengulangan

3.   Law of Effect, yaitu perbuatan yang diikuti dengan dampak atau pengaruh yang memuaskan cenderung ingin diulangi lagi dan yang tidak mendatangkan kepuasan akan dilupakan

Hukum sekunder terdiri dari :

1.   Law of Multiple Response, yaitu sesuatu yang dilakukan dengan variasi uji coba dalam menghadapi situasi problematis, maka salah satunya akan berhasil juga.

2.   Law of Assimilation, yaitu orang yang mudah menyesuaikan diri dengan situasi baru, asal situasi itu ada unsur bersamaan

3.   Law of Partial Activity, seseorang dapat beraksi secara selektif terhadap kemungkinan yang ada di dalam situasi tertentu.


b.      Watson : Conditioning

Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat di amati (observable) dan dapat di ukur. Jadi meskipun dia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu di perhitungkan karena tidak dapat diamati.

Watson adalah seorang behaviorist murni, karena kajianya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperti fisika atau biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan diukur. Hanya dengan asumsi seperti itulah – menurut watson -  kita dapat meramalkan perubahan apa yang bakal terjadi pada siswa.

 

c.       Edwin Guthrie : Conditioning.

Azas belajar guthrie yang utama adalah hukum kontinguity. Yaitu gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan, pada waktu timbul kembali cenderung akan diikuti oleh gerakan yang sama. Guthrie juga menggunakan variabel hubungan stimulus respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Belajar terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan mengubah situasi stimulus sedangkan tidak ada respon lain yang dapat terjadi. Penguatan hanya sekedar melindungi hasil belajar yang baru agar tidak hilang dengan jalan mencegah perolehan respon yang baru.

Teori guthrie ini mengatakan bahwa hubungan stimulus dan respon bersifat sementara, oleh karenanya dalam kegiatan belajar, peserta didik perlu sesering mungkin diberi stimulus agar hubungan stumulus dan respon bersifat lebih kuat dan menetap. Guthrie juga percaya bahwa  hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah tingkah laku seseorang.

 

d.      Skinner : Operant conditioning

Skinner adalah seorang yang berkebangsaan Amerika yang dikenal sebagai seorang tokoh behavioris yang meyakini bahwa perilaku individu dikontrol melalui prosesoperant conditioning dimana seseorang dapat mengontrol tingkah laku organisme melalui pemberian reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan yang relatif besar.

Menagement kelas menurut skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku antara lain dengan proses penguatan yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada perilaku yang tidak tepat.Operant Conditioning adalah suatu proses perilaku operant (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.

Menurut skinner – berdasarkan percobaanya terhadap tikus dan burung merpati – unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan. Maksudnya adalah penguatan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respond akan semakin kuat bila diberi penguatan ( penguatan positif dan penguatan negatif).

Bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau penghargaan. Sedangkan bentuk penguatan negatif adalah antara lain menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan, atau menunjukkan perilaku tidak senang.

Skinner tidak percaya pada asumsi yang dikemukakan guthrie bahwa hukuman memegang peranan penting dalam proses pelajar. Hal tersebut dikarenakan menurut skinner :

1.        Pengaruh hukuman terhadap perubahan tingkah laku sangat bersifat sementara

2.    Dampak psikologis yang buruk mungkin akan terkondisi (menjadi bagian dari jiwa terhukum) bila hukuman berlangsung lama

3.        Hukuman mendorong si terhukum mencari cara lain (meskipun salah dan buruk) agar  ia terbebas dari hukuman

4.        Hukuman dapat mendorong si terhukum melakukan hal-hal lain yang kadangkala lebih buruk dari pada kesalahan pertama yang diperbuatnya. Skinner lebih percaya dengan apa yang disebut penguatan baik negatif maupun positif.


e.       Pavlov : Classic Conditioning

Dalam pemikiranya Pavlov berasumsi bahwa dengan menggunakan rangsangan-rangsangan tertentu, perilaku manusia dapat berubah sesuai dengan apa yang diinginkan. Berangkat dari asumsi tersebut Pavlov mengadakan eksperimen dengan menggunakan binatang (anjing) karena ia menganggap binatang memiliki kesamaan dengan manusia. Namun demikian, dengan segala kelebihanya secara hakiki, manusia berbeda dengan binatang.

Makanan adalah rangsangan wajar, sedangkan merah rangsangan buatan. Ternyata kalau perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, rangsangan buatan ini akan menimbulkan syarat (kondisi) untuk timbulnya air liur pada anjing tersebut. Dari eksperimen tersebut, setelah pengkondisian atau pembiasaan, dapat di ketahui bahwa daging yang menjadi stimulus alami dapat di gantikan oleh sinar merah sebagai stimulus yang dikondisikan (conditioned stimulus).  Ketika sinar merah di nyalakan ternyata air liur anjing keluar sebagai respon-nya. Pavlov berpendapat bahwa kelenjar-kelenjar yang lainpun dapat dilatih sebagaimana tersebut.

Apakah situasi ini bisa diterapkan pada manusia? Ternyata dalam kehidupan sehari-hari ada situasi yang sama pada anjing. Sebagai contoh, suara lagu dari penjual es creem Walls yang berkeliking dari rumah kerumah. Awalnya mingkin suara itu asing, tetapi setelah si penjual es creem sering lewat, maka nada lagu tersebut bisa menerbitkan air liur.

Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa dengan menerapkan strategi pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.

 Prinsip-prinsip teori Pembelajaran Behaviorisme

Dalam pembelajaran behaviorisme pembelajaran merupakan penguasan respons (Acquisition of responses) dari lingkungan yang dikondisikan. Peserta didik haruslah melihat situasi dan kondisi apa yang yang menjadi bahan pembelajaran.

Berikut ini adalah prinsip-prinsip pembelajaran behavioristik Menekankan pada pengaruh lingkungan terhadap perubahan perilaku.

1. Mengunakan prinsip penguatan, yaitu untuk menidentifikasi aspek paling diperlukan dalam pembelajaran untuk mengarahkan kondisi agar peserta didik dapat mencapai peningkatan yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran.

2.  Mengidentifikasi karakteristik peserta didik, untuk menetapkan pencapaian tujuan pembelajaran.

3.  Lebih menekankan pada hasil belajar daripada proses pembelajaran.


Dan Skinner juga memuat dalam bukunya tentang prinsip-prinsip behavioristik, berikut ini prinsip yang dikemukakan oleh skinner dalam bukunya yang berjudul The Behavior of Organism.


Minggu, 06 Maret 2022


Pada kesempatan ini anda dapat mengunduh Buku Guru yang meliputi buku Profil Pelajar Pancasila, Literasi STEAM, dan Pengembangan Pembelajaran PAUD untuk guru PAUD di seluruh nusantara. Namun jika terdapat guru lain yang ingin mempelajarinya jugsangat dianjurkan terutama  bagi guru SD/MI kelas awal. Sehingga ada pemahaman awal terhadap Buku-Buku modul di jenjang PAUD.

Buku-buku tersebut dapat diunduh secara Gratis 

dari laman https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/programsekolahpenggerak/khususnya pada laman bahan ajar.

Buku terkait dengan modul untuk PAUD tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Literasi Steam
  2. Bermain Berbasis Buku  
  3. Jati Diri  
  4. Pengembangan Pembelajaran  
  5. Profil Pelajar Pancasila
Adapun isi buku tersebut, menurut penulisnya secara ringkas adalah sebagai berikut :

1. Buku: Literasi  Steam

Buku Panduan Guru ini merupakan buku dengan Capaian Pembelajaran Elemen Dasar (Dasar Literasi dan STEAM untuk satuan PAUD) Tujuannya untuk melengkapi seri Buku Panduan Guru PAUD terdahulu. Buku mengupas tentang Capaian Pembelajaran Elemen Dasar - Dasar Literasi dan STEAM. Kemudian juga memuat bagaimana penerapannya dalam kurikulum operasional satuan (KOS) PAUD relevan dengan konteks lokal satuan. 

Pada isi buku ini juga memberikan contoh kegiatan yang dilengkapi dengan foto menarik. Selain itu ilustrasi yang disajikan juga dapat memberikan gambaran lebih utuh terkait turunan Elemen Literasi dan STEAM dalam aktivitas pembelajaran. Buku hadir sebagai jawaban dalam memaknai capaian pembelajaran sebagai tujuan pembelajaran  sesuai dengan karakteristik Satuan PAUD. Misalnya, kondisi anak didik (siswa) , orang tua, sosial masyarakat, dan lingkungan. 

--->>> UNDUH BUKU LITERASI STEAM <<<---

2. Bermain Berbasis Buku

Perlu diketahui bahwa Buku Bermain Berbasis Buku ini sengaja dihadir dengan rancangan sebagai penghargaan untuk Ibu dan Bapak Guru dalam rangka mengakrabkan anak-anak (anak didik) dengan buku melalui berbagai kegiatan atau aktivitas yang menarik. 

Salah satu isinya adalah tentang pentingnya bermain dan pentingnya buku bagi anak didik. Disajikan pula materi berbagai alternatif kegiatan yang dapat dilakukan bersama buku. Sehingga aktivitas anak didik berbasis buku dan pengalaman yang menyenangkan.

--->>> UNDUH BUKU BERMAIN BERBASIS BUKU <<<---

3. Jati Diri

Pembelajaran dengan kurikulum Paradigma Baru dapat diterapkan di seluruh lembaga pendidikan. Intinya, tercermin dalam isi buku ini. Para pemangku kepentingan senantiasa terus terus belajar, bergerak, mendengar, dan melihat kebutuhan anak didik masing-masing. Tujuannya agar dapat mengembangkan isi buku ini sesuai dengan konteks. Selain itu juga relevan dengan ciri, kebutuhan, dan karakteristik lembaganya. 

Buku ini sebagai buku Panduan Guru, dalam memahami Capaian Pembelajaran Elemen Jati Diri untuk PAUD. Capaian pembelajaran diupayakan untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan anak usia dini secara holistikatau menyeluruh  melalui pengelolaan emosi, penjagaan kesehatan diri, dan pengenalan diri guna membentuk jati diri.

--->>> UNDUH BUKU JATI DIRI <<<---

4. Pengembangan Pembelajaran

Buku Panduan Guru Pengembangan Pembelajaran hadir untuk membantu para pembaca sasaran (guru PAUD dan sasaran lainnya) dalam memahami karakteristik kurikulum dengan paradigma pembelajaran yang baru. 

Buku ini adalah buku pertama dari serangkaian buku panduan guru lain yang akan segera hadir. Buku ini sebagai blue print dari detail bagian buku lainnya. Buku dengan 4 Bab ini, membahas mengenai karakteristik khusus struktur kurikulum, yakni paradigma pembelajaran yang baru.

Kemudian, buku ini mengetengahkan juga tentang satuan pendidikan PAUD menerjemahkan kurikulum menjadi Kurikulum operasional satuan pendidikan melalui rancangan pembelajaran harian. Selain itu, dengan buku ini, guru dapat mengimplementasikan pembelajaran bermakna dan melakukan asesmen otentik terhadap anak didik.

--->>> UNDUH BUKU PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN <<<---

5. Buku Profil Pelajar Pancasila

Buku ini sebagai Panduan Projek Penguatan Pelajar Pancasila dirancang dnegan menyajikan pembelajaran yang berbasis pendekatan yang dinamis dialogis. Anak didik sudah dilibatkan untuk menentukan projek, guru berperan memantik ide anak didik serta mendampingi selama proses pembelajaran. 

Hal terpenting, guru tidak dan jangan memaksakan kehendaknya. Anak adalah individu yang berdaya. Guru harus mampu memotivasi anak didik dengan optimal. Sehingga memiliki kemauan yang kuat untuk belajar dan mengembangkan diri.

Buku ini mengisyaratkan bahwa aktivitas dalam pembelajaran berbasis projek ini, memanfaatkan alam semesta sebagai sumber belajar. Tentu saja di samping berbagai sumber belajar lainnya.

--->>> UNDUH BUKU PROFIL PELAJAR PANCASILA <<<---

""" SEMOGA BERMANFAAT """


Disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan, dan atau perangkat mata kuliah mengenai bidang keahlian khusus. Sementara menurut wikipedia.org, kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.  

Prototipe atau prototype atau dalam wikipedia disebut juga dengan purwarupa atau arketipe adalah rupa yang pertama atau rupa awal atau standar ukuran dari sebuah entitas (satuan yang berwujud). Dalam bidang desain, sebuah prototipe dibuat sebelum dikembangkan atau justru dibuat khusus untuk pengembangan sebelum dibuat dalam skala sebenarnya atau sebelum diproduksi secara massal. 

Pada akhir semester gasal atau awal semester genap tahun 2022 ini, para pelaksana pendidikan, pengelola sekolah dan terlebih khususnya para guru dihebohkan dengan akan diterapkannya kurikulum baru, yaitu kurikulum prototipe. Walaupun menurut Dr. Supangat dalam bukunya yang berjudul Kurikulum 2022, Mengenal Kurikulum Prototipe  Bagi Sekolah dan Guru (2021), kurikulum prototipe ini sudah disiapkan beberapa tahun lalu untuk diimplementasikan pada Program Sekolah Penggerak. Aturan mengenai kurikulum prototipe ini tertuang di dalam Keputusan Mendikbudristek Nomor 162/M/2021 tentang Sekolah Penggerak.  

Kurikulum 2013 (K-2013/ Kurtilas) adalah kurikulum yang berlaku dalam sistem pendidikan Indonesia saat ini. Namun dengan adanya pandemi Covid-19, pemerintah menerapkan kebijakan fleksibilitas bagi sekolah untuk memilih kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran siswa. Satuan pendidikan dapat menerapkan kurikulum nasional K13, kurikulum darurat dan atau melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri. Satuan pendidikan juga dapat melakukan pengurangan Kompetensi Dasar untuk setiap mata pelajaran sehingga guru dan siswa dapat lebih fokus pada kompetensi esensial untuk kelanjutan pembelajaran di tingkat selanjutnya.

Kembali pada kurikulum prototipe, dikatakan kurikulum ini merupakan kelanjutan dari kebijakan pembelajaran sebagai respon dari pandemi Covid-19. Kurikulum prototipe merupakan kurikulum berbasis kompetensi untuk mendukung pemulihan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) untuk mendukung pengembangan karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Penerapan kurikulum prototipe ini nantinya akan dilaksanakan di jenjang pendidikan TK, SD, SMP dan SMA/SMK.

Di jenjang TK, penerapan kurikulum prototipe lebih terfokus pada aktivitas bermain siswa sebagai proses pembelajaran yang utama. Pembentukan karakter untuk memperkuat Profil Pelajar Pancasila melalui literasi buku-buku yang digemari siswa, yang semula pada kurikulum 13 pembelajaran siswa berbasis tema. Di jenjang SD, adanya penggabungan mata pelajaran IPA dan IPS menjadi IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) untuk memahami lingkungan sekitar, yang semula terpisah di kurikulum 2013. Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran pilihan bagi siswa dengan bertumpu pada pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) untuk meningkatkan Profil Pelajar Pancasila. Di jenjang SMP, kurikulum prototipe mewajibkan mata pelajaran informatika, dimana mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran pilihan di kurikulum 2013. Mata pelajaran informatika menjadi mata pelajaran wajib untuk menyesuaikan kemajuan teknologi digital yang diselaraskan dengan Profil Pelajar Pancasila. Sementara di jenjang SMA adanya penghilangan penjurusan IPA, IPS, Bahasa, dan sebagai gantinya siswa kelas X akan mengikuti mata pelajaran yang sama dengan SMP, sementara kelas XI dan XII bisa memiih kombinasi mata pelajaran sesuai dengan kebutuhan, kemampuan dan cita-citanya.

Pada dasarnya kurikulum prototipe merupakan paradigma baru kurikulum di Indonesia yang selaras dengan program merdeka belajar. Kurikulum ini memusatkan pembelajaran pada siswa atau peserta didik, di mana diberlakukan secara terbatas dan bertahap melalui program sekolah penggerak yang saat ini sedang dijalankan oleh pemerintah. Walaupun sekarang, kurikulum prototipe masih sebuah opsi yang kembali bisa diambil oleh setiap satuan pendidikan, namun pada akhirnya nanti, kurikulum prototipe akan diterapkan pada setiap satuan pendidikan yang ada diseluruh Indonesia. Karenanya setiap satuan pendidikan hendaknya sudah harus mulai mempersiapkan penerapan kurikulum prototipe ini pada satuan pendidikan masing-masing.

Dalam rangka mensukseskan penerapan kurikulum prototipe, satuan pendidikan harus mempersiapkan beberapa tahapan yang diantaranya adalah (1) Pendaftaran dan pendataan. Hal ini dilakukan karena penerapan kurikulum prototipe ini merupakan OPSI, sejalan dengan program sekolah penggerak yang sedang berjalan. (2) Bagaimana  sekolah mampu membuat Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) dengan mengacu pada Profil Pelajar Pancasila, kerangka kurikulum  sekolah harus bisa mengembangkan 8 Standar Nasional Pendidikan (NSP) untuk dapat meningkatkan kinerja siswa dengan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) yang dapat disesuaikan dengan visi misi dari setiap satuan pendidikan. (3) Kesiapan guru dalam proses pembelajaran yang lebih inovatif untuk pengembangan karakter siswa yang berpijak pada Profil Pelajar Pancasila dengan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning). Profil Pelajar Pancasila sendiri adalah siswa yang setidaknya mempunyai 6 karakter utama, yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis dan juga kreatif.

Jadi bisa dikatakan dampak positif dari penerapan kurikulum prototipe ini adalah pembelajaran yang tidak hanya bertumpu pada target materi, namun pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) dengan menitik beratkan pada materi yang lebih esensial. Pembelajaran menjadi lebih baik dengan meningkatnya karakter siswa. Potensi siswa bisa lebih tergali dengan berbagai kesempatan belajar yang menyenangkan, dengan berjuta harapan learning loss dapat dicegah sebagai dampak pandemi Covid-19 yang berkelanjutan. Akhirnya, untuk para guru di seluruh Indonesia, selamat menyongsong paradigma baru kurikulum prototipe untuk kemajuan pendidikan di Indonesia dengan Merdeka Belajar. (Atiek Rachmawati, S.S) uns-opinion

Jumat, 04 Agustus 2017

Teman-teman sekalian, Apabila ingin mengunduh file Buku Paket Kurikulum 2013 Kelas 2 Revisi Tahun 2017 silahkan UNDUH DISINI

Sabtu, 17 Oktober 2015

Ta'dib berarti proses pembentukan adab pada diri peserta didik. Maka dengan konsep pendidikan seperti ini, akan menghasilkan pelajar yang beradab, baik pada dirinya sendiri, lingkungannya

“ILMU ITU CAHAYA “, demikian petuah masyhur dari para Hukama’ dan orang-orang saleh. Ibnu Mas’ud r.a., salah satu Sahabat Nabi berwasiat, bahwa hakekat ilmu itu bukanlah menumpuknya wawasan pengetahuan pada diri seseorang, tetapi ilmu itu adalah cahaya yang bersemayam dalam kalbu.

Kedudukan ilmu dalam Islam sangatlah penting. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam., bersabda: “Sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala, para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi hingga semut dalam tanah, serta ikan di lautan benar-benar mendoakan bagi pengajar kebaikan.” (HR. Tirmidzi).

Nabi juga bersabda: “Terdapat dua golongan dari umatku, apabila keduanya baik, maka manusia pun menjadi baik dan jika keduanya rusak maka rusaklah semuanya, yakni golongan penguasa dan ulama.” (HR. Ibnu ‘Abdil Barr dan Abu Naim dengan sanad yang lemah).

Mengingat kedudukannya yang penting itu, maka menuntut ilmu adalah ibadah, memahaminya adalah wujud takut kepada Allah, mengkajinya adalah jihad, mengajarkannya adalah sedekah dan mengingatnya adalah tasbih. Dengan ilmu, manusia akan mengenal Allah dan menyembah-Nya.

Dengan ilmu, mereka akan bertauhid dan memuja-Nya. Dengan ilmu, Allah meninggikan derajat segolongan manusia atas lainnya dan menjadikan mereka pelopor peradaban.

Selasa, 17 Maret 2015


A. Pengertian Manajemen Pendidikan
Dalam konteks pendidikan, memang masih ditemukan kontroversi dan inkonsistensi dalam penggunaan istilah manajemen. Di satu pihak ada yang tetap cenderung menggunakan istilah manajemen, sehingga dikenal dengan istilah manajemen pendidikan. Di lain pihak, tidak sedikit pula yang menggunakan istilah administrasi sehingga dikenal istilah adminitrasi pendidikan. Dalam studi ini, penulis cenderung untuk mengidentikkan keduanya, sehingga kedua istilah ini dapat digunakan dengan makna yang sama.


Selanjutnya, di bawah ini akan disampaikan beberapa pengertian umum tentang manajemen yang disampaikan oleh beberapa ahli. Dari Kathryn . M. Bartol dan David C. Martin yang dikutip oleh A.M. Kadarman SJ dan Jusuf Udaya (1995) memberikan rumusan bahwa :

“Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling). Dengan demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan”.

Sedangkan dari Stoner sebagaimana dikutip oleh T. Hani Handoko (1995) mengemukakan bahwa:
“Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.

“Saat seseorang berhenti belajar, saat itulah dia berhenti bertumbuh”, Juni Anton
Sebagai manusia, kita perlu belajar seumur hidup. Saat seseorang berhenti belajar saat itulah dia berhenti ‘bertumbuh’. Belajar tidak hanya pada sekolah saja, tetapi belajar juga terjadi dalam kehidupan. Dalam mencapai kesuksesan hidup seseorang harus memiliki strategi efektif. Tak terkecuali saat belajar di sekolah, kita juga harus memiliki strategi pembelajaran yang efektif dan efisien.

Strategi pembelajaran akan sulit diterapkan apabila kita tidak membiasakan diri sejak dini. Saat paling tepat untuk menguasai dan menjadi strategi pembelajaran sebagai bagian dari kehidupan adalah sejak masa sekolah.

Dalam tulisan ini saya akan membagikan strategi pembelajaran efektif dan berguna bagi para siswa. Selain itu, saya juga akan membagikan strategi pembelajaran dari sisi guru. Harapannya siswa dan guru dapat saling memahami strategi pembelajaran sehingga akan menciptakan hasil pembelajaran terbaik.

Sebelum itu, kita akan mengetahui arti dari strategi pembelajaran. Strategi adalah serangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran adalah suatu proses memahami materi tertentu. Jadi strategi pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memahami suatu materi.

Hanya sedikit sekolah yang benar-benar menerapkan strategi pembelajaran efektif. Umumnya sekolah hanya menerapkan strategi pembelajaran satu arah, maksudnya dari guru ke murid. Strategi pembelajaran ini tidak jelek, namun masih kurang efektif dalam konteks pelajaran tertentu.

Senin, 25 Agustus 2014

 
Pada kesempatan ini saya ingin berbagi Buku PAI Kurikulum 2013 untk kelas 1 dan Kelas 4.
Langsung saja bagi yang membutuhkan silahkan unduh DiSini

Business

Business

BTemplates.com

Sports
Diberdayakan oleh Blogger.

Comments

Recent

Bottom Ad [Post Page]

Search

Find Us On Facebook

Advertisement

Ads

Featured Video

Video Example

Subscribe Us

Video Of Day

Video Example

Text Widget

Sample Text

About Me

Foto saya
Alumni UMSIDA, sekarang berkhidmat sebagai Guru Madrasah Pinggiran

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Footer Logo

Footer Logo

YOUR PERFECT STYLE

Nam eget nisi mauris. Donec purus lacus, congue eget tortor sed, dapibus pretium ante

Breaking News

Sponsor

Ads

Full width home advertisement

BTemplates.com

Ads

Flickr Images