WHO mengatakan penyakit itu juga bisa ditularkan melalui kontak
dengan hewan yang tertular, sakit atau mati. Virus tersebut berpindah
melalui darah dan cairan tubuh lain. Korban mengalami pendarahan secara
internal dan eksternal. Tingkat kematian dapat mencapai 90 persen.
27 Juni 1976, Dunia Saksikan Lahirnya Virus Ebola
Pada tahun 1976 lalu, seorang pekerja toko di Nzara, Sudan, tiba-tiba sakit. Lima hari berselang, ia meninggal dunia. Dengan kematiannya, dunia tanpa sadar mulai menyaksikan… dampak dari virus Ebola pertama yang menakutkan, tepatnya pada tanggal 27 Juni 1976.
Virus ini kemudian menjadi wabah di seluruh area tersebut. Dilaporkan terjadi 284 kasus, setengah di antaranya membuat korban sekarat.
Gejala dari Ebola hemorrhagic fever (EHV) biasanya dimulai empat hingga 15 hari sesudah seseorang terinfeksi. Rata-rata gejala yang dialami berupa sakit seperti flu, demam tinggi, dan nyeri.
Semua gejala di atas biasanya diikuti dengan diare, muntah, serta kemunculan ruam di seluruh tubuh. Lalu dimulailah gejala menyakitkan seperti keluarnya darah dari semua lubang di tubuh.
Dilanjutkan dengan rusaknya organ-organ internal si penderita. Masuk hari ketujuh hingga kesepuluh, muncul rasa kelelahan, dehidrasi, dan shock. Dokter yang merawat para korban awal sadar, bahwa penyebaran virus ini terjadi ketika ada kontak yang cukup dekat.
Sebagai contoh, di Rumah Sakit Maridi, Sudan, 33 dari 61 suster yang merawat pasien penderita Ebola, akhirnya ikut tewas karena virus tersebut. Studi yang dilakukan Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, virus ini memiliki angka kematian sebesar 90 persen. Umumnya berkembang di desa-desa terpencil di Afrika Tengah dan Barat.
Diyakini, virus bermula dari hewan liar yang menularkannya ke manusia hingga akhirnya mematikan bagi populasi manusia. Baru dugaan, hewan yang dianggap sebagai inang alaminya adalah kelelawar buah dari famili Pteropodidae. Hingga sekarang, belum ada vaksin penyembuh bagi mereka yang terpapar.
Sudah 48 Kasus Virus Ebola Menyerang Guinea
Para pejabat kesehatan telah mendata 48 kasus penularan sejak wabah pertama kali dilaporkan bulan lalu. Hingga sekarang, belum ada vaksin penyembuh bagi mereka yang terpapar virus mematikan ini. Pejabat-pejabat kesehatan mendeteksi keberadaan virus ebola di Guinea, di mana wabah demam berdarah telah menewaskan setidaknya 34 orang.
Seorang pejabat kementerian kesehatan Guinea, Sakoba Keita, Sabtu (22/3/2014) mengatakan, tiga dari 12 sampel virus yang dikirim ke Prancis telah dikukuhkan sebagai ebola.
Para pejabat kesehatan telah mendata 48 kasus penularan sejak wabah pertama kali dilaporkan bulan lalu. Mereka mengatakan, juga ada tiga dugaan penularan di ibu kota, Conakry.
Kementerian kesehatan mengatakan, pejabat-pejabat Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dijadwalkan tiba untuk melakukan uji coba lebih lanjut dilokasi.
Berita yang dilansir Reuters menyebutkan pejabat kesehatan juga prihatin bahwa wabah demam berdarah di negara Afrika Barat itu mungkin telah menyebar ke negara tetangga Sierra Leone.
Menurut WHO, ebola adalah salah satu penyakit yang diketahui paling mematikan. Penyakit itu menular melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau jaringan orang yang tertular. WHO mengatakan penyakit itu juga bisa ditularkan melalui kontak dengan hewan yang tertular, sakit atau mati.
Kenali Virus Ebola yang Telah Merenggut 14 Korban Jiwa di Uganda
Virus Ebola mewabah pula di Uganda, hingga kini dilaporkan telah merenggut 14 korban jiwa. Presiden Uganda Yoweri Museveni meminta masyarakat untuk menghindari kontak fisik langsung dengan penderita, pasca virus ini menyerang ibukota Kampala.
Museveni meminta warga menghindari jabat tangan, berciuman, dan melakukan hubungan seks dengan penderita. Meskipun wabah Ebola banyak terjadi di negara-negara Afrika, bukan tidak mungkin virus tersebut dapat menyebar ke seluruh dunia. Lantas bagaimana sebenarnya seluk beluk penyakit mematikan ini?
Penelitian
menunjukkan, jika kelelawar dapat terinfeksi virus ebola namun ternyata
mereka mampu bertahan dengan virus tersebut, tanpa terjangkit penyakit
ebola. Maka, kelelawar diklaim sebagai hewan yang memainkan peran
penting mempertahankan virus ini tak akan punah dan selalu ada di alam
liar!
Penyebaran virus ebola yang telah menewaskan 78 orang di Guinea
mencapai tingkat tertinggi. Sebab penyebaran virus ini semakin sulit
dikontrol. Hingga kini, sudah lebih dari 1.850 kasus dan lebih dari
1.200 kematian yang dilaporkan sejak ebola ditemukan, berdasarkan
catatan WHO.27 Juni 1976, Dunia Saksikan Lahirnya Virus Ebola
Pada tahun 1976 lalu, seorang pekerja toko di Nzara, Sudan, tiba-tiba sakit. Lima hari berselang, ia meninggal dunia. Dengan kematiannya, dunia tanpa sadar mulai menyaksikan… dampak dari virus Ebola pertama yang menakutkan, tepatnya pada tanggal 27 Juni 1976.
Virus ini kemudian menjadi wabah di seluruh area tersebut. Dilaporkan terjadi 284 kasus, setengah di antaranya membuat korban sekarat.
Gejala dari Ebola hemorrhagic fever (EHV) biasanya dimulai empat hingga 15 hari sesudah seseorang terinfeksi. Rata-rata gejala yang dialami berupa sakit seperti flu, demam tinggi, dan nyeri.
Semua gejala di atas biasanya diikuti dengan diare, muntah, serta kemunculan ruam di seluruh tubuh. Lalu dimulailah gejala menyakitkan seperti keluarnya darah dari semua lubang di tubuh.
Dilanjutkan dengan rusaknya organ-organ internal si penderita. Masuk hari ketujuh hingga kesepuluh, muncul rasa kelelahan, dehidrasi, dan shock. Dokter yang merawat para korban awal sadar, bahwa penyebaran virus ini terjadi ketika ada kontak yang cukup dekat.
Sebagai contoh, di Rumah Sakit Maridi, Sudan, 33 dari 61 suster yang merawat pasien penderita Ebola, akhirnya ikut tewas karena virus tersebut. Studi yang dilakukan Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, virus ini memiliki angka kematian sebesar 90 persen. Umumnya berkembang di desa-desa terpencil di Afrika Tengah dan Barat.
Diyakini, virus bermula dari hewan liar yang menularkannya ke manusia hingga akhirnya mematikan bagi populasi manusia. Baru dugaan, hewan yang dianggap sebagai inang alaminya adalah kelelawar buah dari famili Pteropodidae. Hingga sekarang, belum ada vaksin penyembuh bagi mereka yang terpapar.
Sudah 48 Kasus Virus Ebola Menyerang Guinea
Para pejabat kesehatan telah mendata 48 kasus penularan sejak wabah pertama kali dilaporkan bulan lalu. Hingga sekarang, belum ada vaksin penyembuh bagi mereka yang terpapar virus mematikan ini. Pejabat-pejabat kesehatan mendeteksi keberadaan virus ebola di Guinea, di mana wabah demam berdarah telah menewaskan setidaknya 34 orang.
Seorang pejabat kementerian kesehatan Guinea, Sakoba Keita, Sabtu (22/3/2014) mengatakan, tiga dari 12 sampel virus yang dikirim ke Prancis telah dikukuhkan sebagai ebola.
Para pejabat kesehatan telah mendata 48 kasus penularan sejak wabah pertama kali dilaporkan bulan lalu. Mereka mengatakan, juga ada tiga dugaan penularan di ibu kota, Conakry.
Kementerian kesehatan mengatakan, pejabat-pejabat Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) dijadwalkan tiba untuk melakukan uji coba lebih lanjut dilokasi.
Berita yang dilansir Reuters menyebutkan pejabat kesehatan juga prihatin bahwa wabah demam berdarah di negara Afrika Barat itu mungkin telah menyebar ke negara tetangga Sierra Leone.
Menurut WHO, ebola adalah salah satu penyakit yang diketahui paling mematikan. Penyakit itu menular melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau jaringan orang yang tertular. WHO mengatakan penyakit itu juga bisa ditularkan melalui kontak dengan hewan yang tertular, sakit atau mati.
Kenali Virus Ebola yang Telah Merenggut 14 Korban Jiwa di Uganda
Virus Ebola mewabah pula di Uganda, hingga kini dilaporkan telah merenggut 14 korban jiwa. Presiden Uganda Yoweri Museveni meminta masyarakat untuk menghindari kontak fisik langsung dengan penderita, pasca virus ini menyerang ibukota Kampala.
Museveni meminta warga menghindari jabat tangan, berciuman, dan melakukan hubungan seks dengan penderita. Meskipun wabah Ebola banyak terjadi di negara-negara Afrika, bukan tidak mungkin virus tersebut dapat menyebar ke seluruh dunia. Lantas bagaimana sebenarnya seluk beluk penyakit mematikan ini?
Ebola, atau lebih dikenal dengan sebutan “demam berdarah ebola”
merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus ebola yang pertama kali
ditemukan di Afrika pada tahun 1976.
Gejala awal penyakit ini berupa demam, sakit kepala, nyeri sendi dan otot, sakit tenggorokan dan gejala lain yang disertai dengan diare, muntah, sakit perut. Dalam beberapa kasus penyakit ini bahkan menyebabkan ruam, mata merah dan pendarahan secara internal dan eksternal.
The National Institutes of Health mencatat hampir 90 persen orang yang terinfeksi virus ebola, meninggal dunia. Virus ini mewabah di beberapa negara Afrika seperti Republik Demokratik Kongo, Gabon, Sudan, Pantai Gading, dan Uganda.
Sebenarnya manusia bukanlah sarang alami dari virus ebola. Orang pertama kali terjangkit virus ini diyakini mereka yang melakukan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi virus tersebut.
Hewan yang berpotensi menyebarkan virus ebola kepada manusia antara lain simpanse, gorila, antelop hutan, dan monyet cynomolgus. Setelah seseorang terinfeksi dari hewan, maka orang tersebut berpotensi menyebarkan virus kepada orang lainnya melalui cairan darah, air liur, atau lendir.
Gejala awal penyakit ini berupa demam, sakit kepala, nyeri sendi dan otot, sakit tenggorokan dan gejala lain yang disertai dengan diare, muntah, sakit perut. Dalam beberapa kasus penyakit ini bahkan menyebabkan ruam, mata merah dan pendarahan secara internal dan eksternal.
The National Institutes of Health mencatat hampir 90 persen orang yang terinfeksi virus ebola, meninggal dunia. Virus ini mewabah di beberapa negara Afrika seperti Republik Demokratik Kongo, Gabon, Sudan, Pantai Gading, dan Uganda.
Sebenarnya manusia bukanlah sarang alami dari virus ebola. Orang pertama kali terjangkit virus ini diyakini mereka yang melakukan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi virus tersebut.
Hewan yang berpotensi menyebarkan virus ebola kepada manusia antara lain simpanse, gorila, antelop hutan, dan monyet cynomolgus. Setelah seseorang terinfeksi dari hewan, maka orang tersebut berpotensi menyebarkan virus kepada orang lainnya melalui cairan darah, air liur, atau lendir.
|
||||
Berdasarkan beberapa pengalaman di beberapa negara tempat kasus ini
terjadi, ebola sering menyebar dan menyerang para pekerja di bidang
layanan kesehatan masyarakat.
Tentu saja hal ini lumrah karena mereka bertugas merawat pasien yang terjangkit virus. Terlebih jika mereka tidak menggunakan pelindung seperti masker dan sarung tangan. Penggunaan jarum suntik yang baru juga sebagai sarana penyebaran virus. Para ilmuwan hingga kini masih belum mengetahui darimana virus ebola berasal. Penelitian menunjukkan jika kelelawar dapat terinfeksi virus ebola namun ternyata mampu bertahan dengan virus tersebut tanpa terjangkit penyakit ebola. Kelelawar diklaim sebagai hewan yang memainkan peran penting mempertahankan virus di alam! Berdasarkan data WHO sejak ditemukan tahun 1976, telah tercatat 1.850 kasus dan lebih dari 1.200 kematian yang disebabkan oleh virus ini. Hingga sekarang belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Pasien yang terinfeksi penyakit hanya dapat dirawat melalui terapi, dan beberapa perawatan intensif seperti menyeimbangkan cairan pasien, menjaga tekanan darah dan kadar oksigen, serta dan menjaga mereka dari hal yang dapat menimbulkan infeksi. Mengapa Wabah Ebola Merebak? Paling tidak 63 nyawa telah melayang akibat kemunculan virus ebola di Guinea. Bergulirnya kasus-kasus ebola terbaru yang ditemukan di Conakry dalam tiga minggu virus menyerang warga desa, menunjukkan virus telah meluas dari biasanya terjadi di rimba-rimba atau daerah pedalaman ke ibu kota Guinea itu. Juga dilaporkan telah menyebar sampai wilayah Liberia dan Sierra Leone. Virus tersebut berpindah melalui darah dan cairan tubuh lain. Korban mengalami pendarahan secara internal dan eksternal. Tingkat kematian dapat mencapai 90 persen, menurut WHO. Tambah lagi, masalah yang dikhawatirkan adalah fasilitas perawatan kesehatan di Guinea tak memadai. Meski memiliki deposit bauksit dan bijih besi yang sangat besar, Guinea merupakan salah satu negara termiskin di dunia. Dan dengan menyebarnya virus mematikan seperti ebola saat ini, keamanan regional pun terancam. Ian Lipkin, seorang pakar epidemiologi dari Columbia University’s Mailman School of Public Health, New York City, kepada National Geographic berbicara tentang hal ini. Menurut Lipkin, ebola tidak selalu mematikan. Dalam beberapa kasus memang orang bisa sembuh, akan tetapi ia menekankan betapa berbahayanya infeksi ini. “Mayoritas orang yang menunjukkan gejala-gejala infeksi tidak dapat bertahan”, jelas Ian Lipkin. Kemungkinan sumber penularan virus penyakit adalah dari binatang—yakni kelelawar atau terkadang primata. Untuk itu, pihak pemerintah Guinea telah melarang warganya mengonsumsi kelelawar ataupun binatang liar antara lain kera, simpanse, gorila. “Infeksi awalnya adalah melalui daging mentah. Jika ada hewan yang terkena penyakit, lalu ketika proses pembantaian terjadi kontak dengan darah hewan itu, segera bisa terjangkit,” kata Lipkin. ebola africa map
Quote:
Dalam penguburan seorang yang meninggal, mereka memandikan atau membersihkan langsung jenazah sebelum dikebumikan — sebagai sebuah tanda mengirim roh ke dalam dunia selanjutnya dengan penuh kasih. Umumnya, wabah demikian bisa tertangani dengan memanfaatkan berbagai diagnosis dan tes untuk mengarantina orang yang sudah memiliki gejala sakit dari yang benar-benar sakit, serta mencoba campur tangan dalam praktik ritual penguburan yang berisiko penyebaran ini, demi mengontrol wabah ebola. “Tapi kini tampaknya berbeda, wabah sudah menyebar,” ungkap Lipkin. “Kali ini, virus sudah menyeberangi perbatasan dan memungkinkan adanya human carrier. Akan menarik melakukan autopsi terhadap titik mula wabah di Guinea untuk mengetahui bagaimana virus melintasi perbatasan. Berdasar kecurigaan saya, ini melibatkan transportasi mayat dari satu area [untuk dimakamkan] ke area lain,” imbuhnya. Hal Dasar yang Perlu Diketahui Seputar Ebola Ebola memiliki nama resmi “demam berdarah ebola”, penyakit parah ini disebabkan oleh virus yang pertama kali ditemukan tahun 1976 di Afrika. Umumnya gejala awal ebola termasuk demam, sakit kepala, nyeri pada otot dan sendi, radang tenggorok, juga merasa lemah. Lalu disusul dengan diare, muntah, mengalami sakit perut. Dalam beberapa kasus, penyakit juga menyebabkan ruam, mata merah, cegukan, pendarahan internal dan eksternal. virus ebola 001 Penampakan virus Ebola melalui mikroskop.
Quote:
Penyebaran virus ebola yang telah menewaskan 78 orang di Guinea mencapai tingkat tertinggi. Sebab penyebaran virus ini semakin sulit dikontrol, seperti disampaikan badan Internasinal Medecin Sans Frontieres (MSF). Virus ebola ditularkan lewat kontak langsung dan menewaskan sekitar 25 sampai dengan 90 persen korban. Negara di Afrika Barat, tengah berusaha mengatasi penyebaran virus setelah ditemukan sejumlah kasus di beberapa wilayah berjarak ratusan kilometer. “Kami tengah menghadapi wabah hingga tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal penyebaran kasus,” ujar Mariano Lugli, koordinator MSF untuk Guinea. “Penyebaran secara geografis ini mengkhawatirkan karena akan mempersulit kami untuk mengendalikan wabah,” tambahnya. Sebelumnya penyebaran virus ebola terjadi di wilayah tenggara Guinea yang terpencil, Nzerekore, tetapi pemerintah membutuhkan waktu hingga enam minggu untuk mengidentifikasi. Data yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Guinea menunjukkan angka kematian hingga 78 jiwa dari 122 kasus sejak Januari tahun ini, naik dari 70. Virus ebola sekarang telah menyebar hingga negara tetangga, Liberia, dan Sierra Leone. WHO menjelaskan bahwa penyebaran virus ebola terjadi khususnya di desa-desa terpencil di wilayah Afrika Tengah dan Barat. Hampir mirip awalnya seperti kebanyakan virus mematikan termasuk AIDS yang dulu hanya sedikit memakan korban, terbukti kini sudah mendunia. Tapi bedanya, hanya dengan sentuhan mungkin Ebola sudah ada ditangan anda. Peneliti pun memperingatkan dunia, walaupun sangat tipis atau nyaris mustahil, namun tak menutup kemungkinan virus Ebola akan dapat menyebar dan akan meluas, bahkan mendunia menjadi pendemic. Karena kehidupan tiap spesies, termasuk virus, akan menemukan jalannya untuk selalu dapat bertahan. Life will find the way.
sumber : forum.viva.co.id
|
0 Comments:
Posting Komentar